Rasulullah SAW adalah orang yang paling tinggi derajatnya disisi Allah,
tapi ia juga orang yang paling banyak & paling berat cobaannya. Para
nabi as yang lain juga adalah manusia-manusia paling mulia & paling
dikasihi Allah SWT tapi mereka juga adalah yang paling banyak &
berat dicoba oleh Allah SWT.Kafilah ini lalu diikuti dgn kafilah para
ulama salaf yang shalih, mereka adalah yang paling banyak & berat
pula cobaannya jika dibanding manusia lainnya. Imam Syafi’i mengalami
pengusiran dari Kufah ke Mesir, Imam Ahmad
dipenjara & disiksa bertahun-tahun, & Imam Malik disiksa sampai
mematahkan kedua tulang bahunya.
“Menakjubkan urusan seorang mu’min, jika ia mendapatkan ni’mat maka ia bersyukur & syukur itu sangat baik baginya. Dan jika ia ditimpa musibah maka ia bersabar & sabar itu sangat baik baginya.” (HR Muslim & Tirmidzi)
Lihatlah istri Rasulullah SAW, Aisyah ra yang mendapatkan ujian yang sangat berat dlm sejarah Islam dgn fitnah yang keji, tetapi Allah SWT menyatakan bahwa hal tersebut sangat baik baginya (QS 24/11). Imam Ghazali dlm Ihya-nya menceritakan tentang kisah dirinya sendiri, sangkaannya bahwa ia sudah mencapai kesempurnaan dlm bersabar, maka ia berdoa pada Allah utk diberikan ujian sekehendak-Nya, maka Allah-pun mengujinya dgn ujian yang remeh, yaitu tak dapat buang air kecil, maka iapun tak mampu menanggung ujian tersebut, maka iapun bertaubat & Allah SWT menyembuhkannya, maka iapun keluar ke jalan-jalan sambil berkata pada setiap anak kecil yang dijumpainya: “Pukullah pamanmu yang bodoh ini nak!”
Ujian adalah sebuah kemestian dlm kehidupan, jangankan sebagai seorang mu’min, orang kafirpun mendapatkan musibah & kesulitan juga (QS 90/4), tetapi hendaklah kita tak meminta utk diberi ujian oleh Allah SWT, karena kalau DIA menguji kita, maka ujian tersebut pasti sesuai dgn kemampuan kita, karena DIA Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, tetapi kalau kita yg meminta utk diuji, maka ujian yang datang boleh jadi diluar kemampuan kita, karena DIA Maha Kuasa lagi Maha Perkasa.
MAKNA UJIAN
a. Ujian (fitnah) berasal dari kata bahasa Arab fa-ta-na yang berarti imtihaan, ikhtiyaar, ibtilaa’, yang artinya ujian. Kalimat fatanu adz-dzahaab berarti membakar emas utk memurnikannya, artinya emas perlu dibakar (diuji) dulu sampai ketahuan kualitasnya. Demikian juga pembakaran batu bata & pencucian pakaian dilakukan utk menguatkannya & membersihkannya. Demikian pula ujian bagi manusia diberikan utk menguatkan jiwanya & membersihkan dosanya.
b. Ali ra berkata: Iman itu bukanlah cita-cita & bukan pula khayalan manusia, melainkan ia adalah sesuatu yang menghunjam dlm hati & dibenarkan oleh amal perbuatannya.
JENIS-JENIS UJIAN :
1. UJIAN KELUARGA DAN ANAK (QS 64/14-15)
· Contoh terbaik utk hal ini adalah Nabi Ibrahim & keluarganya, sudah lama tak punya anak (QS 15/54), saat usia tua diberi anak diperintahkan oleh Allah SWT utk ditinggalkan di padang pasir tandus (QS 14/37), saat sudah remaja setelah sekian lama tak bertemu diperintahkan utk menyembelihnya (QS 37/102). Tetapi semua itu tak sedikitpun menggetarkan cintanya kepada Penciptanya.
· Contoh lainnya adalah Nabi Muhammad SAW, yang disebutkan dlm al-hadits berkali-kali ditinggal mati oleh keluarganya (dari sejak kecil sudah tak punya ayah, lalu ditinggal mati ibunya, kakeknya, pamannya, istrinya, anak-anaknya) tetapi beliau SAW tetap bersabar.
· Para tabi’in seperti Farukh yang meninggalkan istrinya dlm keadaan hamil utk mempertahankan Islam, maka anaknya kemudian menjadi tokoh tabi’in di Madinah yaitu Rabi’ah ar-Ra’yu. Ulama salaf lainnya seperti Imam Syafi’i ditinggal oleh ayahnya berjihad, tetapi ibunya tetap bersabar & berikhtiar sehingga anaknya menjadi ulama nomor satu pada zamannya.
· Contoh utk cobaan yang keburukan keluarga adalah yang dialami oleh Nabi Luth & Nabi Nuh as. Seorang hamba yang beriman, tetapi istri mereka malah paling memusuhi dakwahnya sehingga istri mereka berdua diabadikan oleh Allah SWT dlm al-Qur’an sebagai tokoh-tokoh ahli neraka (QS 66/10). Pada kondisi cobaan dari suami yang jahat adalah seperti yg dialami oleh Asiyyah binti Muzahim, istri Fir’aun, yang bersabar atas siksaan suaminya sehingga menjadi salah seorang diantara wanita paling terkemuka di syurga (QS 66/11)
2. UJIAN HARTA (QS 57/20)
· Nabi Sulaiman as. Dibukakan berlimpahnya harta sebagai raja yang paling berkuasa, diberikan kemampuan menundukkan binatang-binatang, bahkan Jin, Syaithan, angin sebagai kendaraannya, mampu mengerti bahasa-bahasa binatang, tetapi ia malah berdo’a: Wahai Rabb-ku, tunjukkanlah padaku bagaimana caranya aku mensyukuri ni’mat-Mu, & bagaimana caranya aku beribadah yang paling Engkau ridhai. (QS 27/19).
· Nabi Muhammad SAW: Mendapat 1/5 harta ghanimah, pernah mendapat bagian ghanimah kambing sebanyak dua bukit, tapi saat wafat? Hanya memiliki kuda, pedang & baju besi yang tergadai pada seorang Yahudi. Selesai shalat buru-buru kekamarnya karena ingat pada sekeping emas yang belum dishadaqahkan; Pada wanita yang memberikan kue saat ia memegang perhiasan Bahrain, langsung diberi semua perhiasan yang dipegangnya; Domba 2 bukit setelah perang Hunain yang diminta oleh seorang Badui diberikan seluruhnya; Tidak pernah bilang “Tidak” pada orang yang meminta (HR Muttafaq ‘alaih dari Jabir ra).
· Beliau SAW pernah menyatakan:
“Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku takutkan atas kalian, tetapi aku takut jika Allah nanti membukakan pintu dunia sebagaimana telah dibuka-Nya utk ummat sebelum kalian, lalu kalian berlomba-lomba menikmatinya, sebagaimana ummat sebelum kalian juga telah berlomba menikmatinya, lalu dunia itu membinasakan kalian, sebagaimana telah membinasakan mereka.”
Hadits ini dialami oleh sahabat ra (saat penaklukan Persia), yaitu berlimpahnya ghanimah kaum muslimin, sampai ada seorang prajurit bawahan yang membawa sebuah mahkota Raja Kisra Persia & memberikannya pada komandannya sehingga membuat kagum sang komandan pada kejujurannya.
· Hikmah ditenggelamkannya Qarun dizaman Musa as (QS 28/76), karena gagal diuji dgn hartanya.
3. UJIAN ILMU (QS 2/44; 7/175-176)
· Hikmah dari Bal’am bin Mulkan (QS 7/175-176), seorang ulama Bani Israil yang sangat alim (pandai) & ahli ibadah, tetapi kemudian tergoda oleh syahwat (wanita) & dunia (harta) sehingga termasuk ke dlm orang yang celaka di dunia & di akhirat.
· Hikmah dari Samiri (QS 20/95-96 ), seorang ulama Bani Israil yang sangat pandai, tetapi kepandaiannya kemudian disalahgunakan sepeninggal sang pemimpin utk membuat sapi betina yang menyesatkan kaumnya.
4. UJIAN DALAM PENYAKIT
· Hikmah Nabi Ayyub as (QS 21/83), diberi ujian penyakit yang sangat berat tetapi tetap dlm keimanannya sehingga Allah SWT mengangkat derajatnya di dunia & di akhirat.
5. UJIAN SIKSAAN DARI ORANG KAFIR
· Hikmah Ashaabul Ukhdud (QS 85/4-8), seorang pemuda beriman yang diberikan berbagai cobaan berat namun diselamatkan Allah SWT, sehingga kematiannya oleh raja disaksikan oleh seluruh penduduk di kota tersebut & menyebabkan masuk Islamnya seluruh kota, sehingga raja membuat parit mengelilingi kota & menyalakan api serta menyuruh seluruh penduduk yang tak mau kafir utk mencebur ke dlm parit tersebut, sehingga ribuan orang mati syahid (hadits selengkapnya di Kitab Riyadhus Shalihin jilid-II, oleh Imam Nawawi)
6. UJIAN DALAM BERAGAMA (QS 5/77)
· Menjadi berlebih-lebihan & ekstrim (ifraath) atau sebaliknya menjadi berkurang-kurangan (tafriith) dlm menjalankan agama.
· Sabda Nabi SAW: “Agama Islam ini akan dipikul dlm setiap generasi oleh orang-orang yang adil; yang senantiasa berusaha membersihkan agama ini dari penyimpangan orang-orang yang berlebihan, manipulasi orang-orang yang sesat, & penafsiran orang-orang yang bodoh.” (HR Ahmad)
· Orang yang berlebihan/ekstrim senantiasa berusaha menambah-nambahi & memperberat agama yang sudah sempurna ini dgn berbagai penafsiran yang membuat agama ini kehilangan kelembutan & rahmahnya sehingga menjadi agama yg keras, garang & tanpa kompromi. Sementara orang-orang yang sesat selalu berusaha menafsirkan ayat ataupun hadits sesuai keinginan & hawa nafsunya dgn tujuan jahat & merusak Islam dari dalam. Dan orang-orang yang bodoh berusaha melaksanakan ibadah tanpa ilmu & tanpa disertai dalil-dalil yang kuat sehingga agama ini menjadi penuh dg bid’ah.
· Bahwa syarat diterimanya ibadah mahdhah adalah bahwa ia harus ikhlas (QS 98/5) & harus ittiba’ / ada contohnya dari Nabi SAW berdasarkan dalil yang shahih (QS 3/31). Sedangkan syarat diterimanya ibadah ghairu mahdhah (mu’amalah) adalah harus ikhlas & tak bertentangan dgn dalil yang shahih.
MARAJI’ :
1. Al-Qur’an al-Karim, Tafsir wal Bayan Wa Asbaab an Nuzuul. DR. Muhammad Hasan al-Mahdhiy.
2. Riyadhus Shalihin. Imam Yahya bin Syaraf an-Nawawi.
3. Hikmatul Ibtilaa’. Asy Syahid Sayyid Quthb.
4. Suar min Hayati at-Tabi’in. DR Khalid Muhammad Khalid
5. Lain-lain.
Sumber : http://dakwah-online.web.id/hikmah-dari-sebuah-cobaan-allah-swt-236.htm
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !